Tamasya dan Belajar: 7 Workshop Tradisional di Jepang | Guidable - Your Guide to a Sustainable, Wellbeing-centred Life in Japan

Tamasya dan Belajar: 7 Workshop Tradisional di Jepang

By Guidable Authors Jul 1, 2021

This post is also available in: English Vietnamese

Jepang adalah negara yang penuh dengan tradisi dan budaya, dan begitu Anda berkunjung, Anda mungkin tergoda untuk membawa pulang sebuah kenang-kenangan warisan budaya untuk Anda. Kebanyakan orang memilih untuk hanya membeli oleh-oleh, tapi bagaimana jika Anda bisa membuatnya sendiri saat Anda bepergian? Tentunya itu akan membawa lebih banyak makna untuk Anda mengenai Jepang. Apalagi, Anda bisa membawa pulang pengalaman itu dan menjadikannya hobi baru Anda jika Anda benar-benar menikmatinya. Berikut adalah 7 hobi yang bisa Anda ambil dan pelajari saat berada di Jepang, bersama dengan lokasi utama mereka.

Kintsugi

Kintsugi adalah seni memperbaiki tembikar pecah. Alih-alih membuang pecahan kaca atau vas seperti kebanyakan orang, orang Jepang sering memilih untuk memperbaikinya di rumah dengan menggunakan metode ini. Metode ini berasal dari konsep wabi-sabi Jepang, yang menghargai hal-hal bahkan ketika tidak sempurna, dan percaya bahwa tidak ada yang pernah benar-benar rusak tanpa bisa diperbaiki. Hasilnya adalah sebuah seni, karena setiap perbaikannya berbeda dan bahkan bisa terlihat lebih indah dari pada keadaan semula. Untuk memperbaiki tembikar menggunakan gaya Kintsugi, Anda harus menggunakan campuran lak atau resin dengan bubuk metalik atau emas. Untuk bisa belajar seni ini, Anda bisa mengikuti workshop di Tokyo dari sekitar 5.000 yen.

Ukiyo-e

Banyak orang asing mengenal ukiyo-e, sebuah karya seni lukis tradisional Jepang yang terbuat dari kayu. Ukiyo berarti “dunia apung” dan gambar di Ukiyo seringkali menggambarkan sisi indah kehidupan di Jepang. Saat pertama kali diperkenalkan, Ukiyo kebanyakan berwarna hitam dan putih atau monokrom. Saat ini, Ukiyo-e terdiri dari warna-warna cerah dan memanfaatkan proses yang lebih rumit untuk menyelesaikannya karena memerlukan lebih dari satu blok kayu. Dulu, proses Ukiyo-e menggunakan 3 pengrajin: satu untuk menggambar pola, satu untuk mengukir pola di blok kayu, dan satu untuk memindahkan lukisan dari kayu ke kertas. Dalam sebuah lokakarya Anda cenderung tidak mengerjakan semua langkah. Namun, Anda bisa langsung tahu bagaimana melukis menggunakan metode ini, melalui workshop yang ada di Asakusa, Tokyo.

Pembuatan Kertas Washi

Orang Jepang juga membuat kertas mereka sendiri dengan menggunakan metode tradisional yang disebut washi. Tekstur kertas ini sedikit lebih kasar daripada kertas printer rata-rata Anda, namun dihiasi dengan bubur kertas dari tanaman Hoso, yang digunakan sebagai dasar kertas jenis ini. Untuk mempelajari bagaimana membuat kertas washi, Anda dapat mengunjungi Washi no Sato, sebuah pabrik pembuat kertas yang diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya di Chichibu, Saitama. Atau Anda bisa mengunjungi Udatsu Paper and Craft Museum di Echizen, Fukui, yang merupakan lokasi dari Echizen Washi.

Nishijin

Nishijin adalah seni menenun, seringkali menggunakan sutra di masa lalu saat pertama kali diperkenalkan dari China. Hasilnya unik dan sering ditemukan di kimono Jepang atau di obi, selempang tradisional untuk kimono. Agar bisa belajar bagaimana melakukan Nishijin, Anda bisa mengunjungi Nishijin Textile Center di Kyoto.

Wajima Nuri

Wajima Nuri adalah seni pembuatan peralatan dengan lak khusus yang terkenal di produk rumah tangga tradisional Jepang. Bentuk karya vernis ini menghiasi banyak barang dapur tradisional di Jepang. Langkah-langkah di Wajima Nuri sangat rumit – dikatakan bahwa satu benda membutuhkan sekitar 124 langkah untuk menyelesaikannya. Prosesnya juga sangat berbahaya. Bahan yang digunakan untuk membuat vernis, resin pohon dan mineral yang disebut jinoko, bisa beracun bagi kulit. Oleh karena itu, ketrampilan seperti itu sulit di ajarkan dalam sebuah workshop. Bisnis Wajima Nuri sering diwariskan melalui garis silsilah keluarga, dan tempat di mana karya semacam itu diproduksi disebut kura. Meskipun tidak mungkin untuk mengalami lokakarya Wajima penuh, banyak toko dan stasiun kerja Wajima Nuri di Wajima, Kanazawa menawarkan tur kura mereka, lengkap dengan brosur dalam bahasa Inggris jika Anda merasa sulit untuk mengerti bahasa Jepang.

Pembuatan Amezaiku

Amezaiku adalah seni permen pahat. Saat ini, hanya sekitar 40 pengrajin Amezaiku yang tinggal di Jepang. Untuk memahat permen dengan benar, campuran permen harus tetap pada suhu sekitar 90 derajat Celcius agar mudah dibentuk, dan Anda harus menyelesaikan pekerjaan Anda dalam waktu kurang dari empat menit sebelum adonan mengeras. Anda bisa belajar tentang seni yang langka ini dan membuat Amezaiku Anda sendiri di Sendagi, Tokyo.

Pembuatan Yatsuhashi

Yatsuhashi adalah panganan manis tradisional Jepang yang terbuat dari tepung beras, kayu manis, dan gula. Panganan ini pertama kali dibuat sebagai cara memanfaatkan sisa nasi. Biasanya Yatsuhashi dijual dalam tiga jenis: dipanggang sebagai kue dengan tekstur kasar, tanpa kukus (nama-yatsuhashi) dengan tekstur mochi, atau tidak diolah dan diisi dengan pasta kacang merah. Ini adalah salah satu panganan populer yang dibeli turis saat mereka datang ke Kyoto, dan di Otabe, produsen utama permen ini, Anda bisa belajar bagaimana membuatnya. Otabe terletak di Kyoto.

Yulinda / INDONESIA